Asset Tracking – Setiap perusahaan pasti memiliki aset sebagai penunjang aktivitas operasionalnya. Agar aktivitas operasional berjalan dengan baik, perusahaan perlu melakukan pemeliharaan aset. Termasuk mengetahui lokasi dan kondisi aset yang dimiliki. Di sinilah sistem asset tracking dibutuhkan.
Sebenarnya, proses pemeliharaan aset bisa dilakukan secara manual. Yaitu dengan menugaskan seorang staf melakukan pemeriksaan secara langsung. Kemudian, aset yang rusak atau memerlukan perbaikan dicatat dan ditulis di buku. Catatan ini nantinya akan digunakan untuk pembuatan laporan secara manual.
Sayangnya, pencatatan dengan cara manual ini memiliki banyak kelemahan. Seperti rentan kehilangan, pengelompokan data yang kurang baik, dan lain-lain. Apalagi jika perusahaan memiliki aset dalam jumlah banyak. Cara manual tentu saja akan menghabiskan banyak waktu dan tidak efektif. Karena itu, penggunaan sistem asset tracking akan sangat membantu.
Table of Contents
Apa Itu Asset Tracking
Asset tracking adalah salah satu metode yang digunakan untuk menelusuri aktiva tetap atau aset fisik. Biasanya, metode ini digunakan untuk penelusuran harta berwujud yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi.
Tidak semua harta yang dimiliki perusahaan dapat ditelusuri dengan metode ini. Umumnya, hanya harta yang digunakan untuk keperluan produktif dan memiliki umur ekonomis panjang saja yang biasa ditelusuri. Seperti komputer, furnitur kantor, kendaraan, dan mesin-mesin pendukung lainnya.

asset tracking ilustrasi_telkomiot
Manfaat Melakukan Asset Tracking
Ada banyak manfaat asset tracking yang bisa didapatkan dengan melakukan penelusuran aset. Apalagi jika dibandingkan dengan cara manual. Selain efektivitas dan efisiensi waktu, sistem penelusuran aset juga memiliki banyak manfaat lainnya.
Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan melakukan asset tracking. Di antaranya:
1. Membantu Penelusuran Aktiva Tetap
Aktiva tetap atau fixed aset umumnya terdiri dari peralatan penunjang kegiatan perusahaan. Jika ada kendala dengan aset tersebut, maka kegiatan perusahaan juga dapat terhambat. Dengan penelusuran aset secara berkala, Anda bisa meminimalisir kendala semacam ini.
2. Membantu Mencatat Fixed Asset yang Dimiliki
Sebagai bagian dari aset, setiap pencatatan fixed asset menjadi hal penting bagi perusahaan. Kondisi fixed asset bisa mempengaruhi laporan keuangan perusahaan. Karena itu, jika Anda lalai dalam melakukan pencatatan atau pendokumentasian, hasil laporan keuangan bisa jadi bermasalah.
Misalnya, laporan neraca keuangan bisa tidak sesuai dengan kondisi nyata. Atau laporan yang dihasilkan jadi tidak valid jika dibandingkan dengan nilai fixed asset sebenarnya.
3. Memperoleh Visibilitas Aset yang Lebih Baik
Kapan suatu aset dibeli? Kapan aset tersebut menjalani perawatan terakhir kali?
Jika perusahaan hanya memiliki satu atau dua aset tetap, jawaban pertanyaan tersebut tentu saja cukup mudah. Apalagi jika orang yang bertanggung jawab dengan aset tersebut masih sama sejak pertama kali aset tersebut dibeli.
Tapi, bayangkan jika perusahaan Anda memiliki banyak sekali aset. Atau bagaimana jika penanggung jawab aset perusahaan baru saja berubah. Bayangkan berapa banyak waktu yang terbuang untuk mengetahui informasi sederhana tersebut?
Dengan menggunakan sistem asset tracking, pertanyaa tersebut bisa Anda jawab dengan mudah. Bahkan hanya dalam waktu beberapa menit atau detik saja. Penelusuran aset dapat membantu Anda mendapatkan visibilitas aset dengan lebih baik. Termasuk tanggal pembelian dan perawatan terakhir seluruh aset perusahaan.
4. Membantu Pemeliharaan Fixed Asset dengan asset tracking
Manfaat asset tracking selanjutnya adalah membantu proses pemeliharaan fixed asset dengan lebih mudah. Anda dapat mengetahui bagaimana status masing-masing aset dan melakukan perawatan berkala sesuai kebutuhan dan kondisi barang.
Tanpa adanya penelusuran aset, histori pemakaian dan perbaikan aset menjadi lebih sulit. Sehingga, resiko kerusakan fixed asset karena pemakaian bisa lebih tinggi. Barang yang rusak sebelum umur ekonominya habis mau tidak mau akan memerlukan penggantian barang. Sehingga, akan ada biaya tambahan yang perlu dikeluarkan.
4. Mengetahui Nilai Depresiasi Fixed Asset
Laporan fixed asset dan nilai depresiasinya adalah bagian penting dari laporan keuangan perusahaan. Bahkan, kondisi fixed asset bisa menjadi pertimbangan bagi pihak pengambil keputusan sebelum berinvestasi ke perusahaan.
Jumlah dan nilai fixed asset dapat menjadi gambaran bagaimana profil suatu perusahaan. Karena itu, mencatat dan mengetahui nilai depresiasi dari aset yang dimiliki adalah sesuatu yang penting.
5. Menjalankan Audit Aset dengan Lebih Efisien dengan asset tracking
Ada banyak cara untuk melakukan audit aset. Cara yang paling umum adalah dengan audit manual. Tentu saja cara manual ini akan menghabiskan banyak waktu. Anda mungkin memerlukan satu pekan atau satu bulan khusus hanya untuk menjalankan audit.
Akan tetapi, Anda bisa melakukan proses audit ini dengan lebih mudah. Yaitu dengan menjalankan sistem penelusuran aset. Sistem ini membantu proses audit menjadi lebih mudah dan efisien. Anda tinggal memindai label aset dan membandingkannya dengan daftar aset yang tersimpan secara elektronik.
Cara ini bukan hanya menghemat waktu kerja, tapi juga membantu meminimalisir human error yang umum terjadi dalam proses manual.
6. Membantu Pembuatan Laporan yang Lebih Komprehensif
Laporan aset adalah salah satu laporan penting yang diperlukan perusahaan. Baik untuk tujuan manajemen atau pelaporan pajak. Dengan menjalankan sistem asset tracking yang baik, Anda bisa membuat hasil laporan yang lebih komprehensif.
7. Membantu Proses Pembuatan Keputusan
Laporan aset yang baik juga dapat membantu proses pengambilan keputusan dengan lebih cepat dan akurat. Sebagai contoh, sistem tracking aset dapat membantu mengetahui kondisi aset. Apakah masih bagus, sudah rusak, atau sudah habis masa pakainya.
Jika suatu aset sudah rusak atau sudah habis masa pakainya, perusahaan bisa dengan cepat membuat keputusan untuk melakukan pembuangan aset. Selanjutnya, proses penggantian atau pembelian aset baru juga bisa langsung dilakukan. Sehingga, proses produksi tidak mengalami hambatan.
8. Mengetahui Informasi Lain Mengenai Fixed Asset
Secara umum, kondisi fixed asset bisa mencerminkan kondisi perusahaan. Apakah perusahaan tersebut sedang berada dalam keadaan sehat dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, atau justru sedang dalam kondisi merosot.
Metode Umum Asset Tracking
Ada beberapa cara yang umum digunakan untuk mendukup proses penelusuran aset. Berikut ini adalah beberapa metode yang paling umum digunakan dalam cara kerja asset tracking:
1. Metode Pen and Paper
Metode kertas dan pena adalah metode paling tua dan tradisional yang pernah digunakan untuk melakukan pelacakan aset. Sebelum teknologi ditemukan, metode kertas dan pena sudah umum digunakan. Dalam metode ini, pencatatan dan pelaporan aset dilakukan secara manual dan tertulis.
Sampai saat ini, masih banyak perusahaan yang melakukan asset tracking dengan metode ini. Meskipun, jika ditelaah lebih lanjut, tentu saja ada lebih banyak kelemahan dibandingkan dengan kelebihan yang bisa didapat saat menerapkan metode ini.
Salah satunya adalah kelemahan dari segi efisiensi. Metode kertas dan pena membuat staf harus menghabiskan banyak waktu untuk mencari dan mendapatkan informasi dari sebuah aset. Lebih lanjut, metode ini dapat menurunkan produktivitas dan pemborosan tenaga kerja.
2. Metode Spreadsheet
Metode Spreadsheet sekilas memang lebih mudah dibandingkan dengan metode sebelumnya. Pencatatan dan pelaporan aset tidak lagi dibuat dalam bentuk tertulis. Tapi sudah tercatat secara digital dalam bentuk spreadsheet.
Dibandingkan metode kertas dan pena, metode spreadsheet lebih dapat memberikan keuntungan dan penghematan waktu. Dengan metode ini, karyawan yang berkepentingan bisa lebih mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Meskipun begitu, metode ini bukannya tidak memiliki kekurangan. Ada beberapa masalah dan kelemahan yang dimiliki metode ini. Salah satunya tentang akurasi data. Semakin banyak orang yang berkontribusi dalam pengisian data, maka akan semakin besar kemungkinan kesalahan data.
Misalnya, bisa saja dua orang staf memeriksa satu barang yang sama. Kemudian, dua staf tersebut memasukkan informasi yang berbeda dalam satu spreadsheet yang sama. Hasilnya, kesalahan data akan sangat mungkin terjadi. Dan bahkan menjadikan sistem tracking jadi tidak efisien.
3. Metode Barcode atau QR Code
Bisa dibilang, metode barcode atau QRCode adalah teknologi pertama yang lebih baik. Asset tracking barcode dapat memberikan hasil laporan yang lebih efektif dan terjamin. Selain itu, metode ini juga cukup mudah dijalankan. Karena hampir setiap orang sudah familiar dengan sistem barcode atau QR Code.
Penggunaan barcode adalah salah satu cara kerja asset tracking yang paling umum. Untuk menerapkan sistem ini, setiap fixed asset akan diberikan identitas berupa nomor ID. Selanjutnya, nomor identitas tersebut diubah menjadi bentuk barcode. Kemudian, barcode tersebut ditempel di badan fisik setiap aset yang dimiliki.
Umumnya, identitas terdiri dari angka dan huruf atau campuran keduanya. Tidak ada format khusus dalam memberikan nomor identitas. Baik dari urutan huruf dan angka ataupun jumlah karakternya. Anda bebas menentukan format sesuai kebutuhan. Salah satu format yang bisa Anda gunakan misalnya “ABC1234-5678-9-0”
Kode tersebut juga tidak harus memiliki arti. Anda bisa membuat kode yang hanya terdiri dari barisan angka yang tidak memiliki arti. Yang terpenting, setiap kode harus unik. Sehingga, setiap item akan memiliki kode yang berbeda dengan item lainnya. Keunikan ini bukan saja membedakan dua jenis barang, dua barang berbeda dari jenis yang sama juga harus memiliki kode yang berbeda.
4. Metode RFID
Sistem yang digunakan dalam RFID atau Radio Frequency Identification hampir sama dengan menggunakan barcode. Hanya saja, dalam sistem asset tracking RFID, label barcode diganti dengan label atau tag RFID. Sedangkan sistem pemberian kode mengikuti sistem barcode.
Selain itu, proses identifikasi dan penelusuran sistem RFID menggunakan alat yang berbeda. Sistem RFID membutuhkan alat barcode scanner dengan modul RFID atau RFID receiver untuk membaca kode RFID pada barang.
RFID reader bekerja dengan cara membaca sinyal yang diberikan oleh RFID label. Pembacaan sinyal ini dilakukan melalui frekuensi radio. Selanjutnya, sinyal tersebut diubah kembali menjadi informasi dan dibaca menggunakan Software Asset Management sesuai dengan kebutuhan.
Karena menggunakan gelombang radio, proses pembacaan data menjadi lebih cepat. Keunggulan lain metode ini adalah keamanannya. Sistem RFID biasanya telah memiliki lapisan anti air yang membuatnya lebih aman dan tahan lama dibandingkan sistem QR Code.
5. Metode NFC
Pada dasarnya, sistem asset tracking NFC atau Near Field Communication memiliki cara kerja yang mirip dengan sistem RFID. Hanya saja, jangkauan NFC lebih pendek dari RFID. Umumnya, sistem NFC baru bisa bekerja pada jarak 10 cm atau kurang.
Penggunaan sistem NFC untuk penelusuran aset juga cukup sederhana. Anda hanya perlu menempelkan aset pada mesin pembaca NFC. Selanjutnya, detail aset akan mendapatkan detail dan rincian barang dalam waktu singkat.
Penggunaan NFC sebagai sistem pelacakan aset cukup menguntungkan. Khususnya untuk melacak aset-aset penting yang dimiliki perusahaan. Dengan sistem ini, kondisi aset bisa terlacak dengan lebih simpel dan mudah.
Sistem NFC membutuhkan setidaknya satu inisiator aktif dan target. Inisiator aktif memancarkan medan frekuensi radio yang dapat menghidupkan target pasif dalam jarak tertentu. Umumnya, target pasif bisa dibuat dalam berbagai bentuk sederhana yang tidak membutuhkan baterai atau daya. Seperti tag, stiker, fob kunci, atau kartu.
6. Metode Bluetooth Low Energy
Penggunaan Bluetooth low energy juga bisa dimanfaatkan sebagai metode asset tracking. Ada banyak cara memanfaatkan teknologi ini untuk proses tracking. Salah satunya adalah dengan menggunakan smartphone. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan software khusus untuk mendapatkan hasil tracking yang lebih akurat.
Penggunaan metode Bluetooth low energy ini bisa digunakan untuk aset indoor ataupun aset outdoor yang bergerak.
7. Metode Global Positioning System (GPS)
Untuk kebutuhan yang lebih kompleks, pelacakan aset juga bisa dilakukan dengan menggunakan GPS. Sistem ini biasanya digunakan untuk aset yang berada di luar ruangan. Seperti kendaraan milik perusahaan, ponsel, dan beberapa barang lainnya.
Penggunaan GPS tracking umumnya dikombinasikan dengan teknologi smartphone, satelit, atau keduanya. GPS tracker membutuhkan daya untuk mengirimkan sinyal kepada penerima. Daya ini bisa berasal dari baterai atau panel surya tergantung tujuan dan kebutuhan penggunaan tracker.
Metode Sistem Asset Tracking Lainnya
Seiring waktu, sistem penelusuran aset terus mengalami perkembangan. Selain barcode, RFID, NFC, Bluetooth, dan GPS, Sistem tracking juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan Wi-Fi, Infra Red, dan LoRa.
Sistem Tracking dengan Wi-Fi dan Infra Red
Sistem tracking menggunakan Wi-Fi umum digunakan untuk sistem penelusuran aset indoor. Biasanya, sistem ini akan dikombinasikan dengan sistem lainnya seperti Infra Red.
Sistem Tracking dengan LoRa
LoRa atau atau Long Range adalah platform nirkabel berdaya rendah yang biasa digunakan dalam sistem IoT (Internet of Things). Selain bisa digunakan untuk sistem pelacakan indoor, sistem LoRa juga cukup efektif untuk tracking outdoor. Hal ini karena sinyal LoRa dapat mencapai jarak yang lebih panjang. Bahkan mencapai beberapa kilometer.
Lebih Baik Barcode atau RFID?
Meskipun ada banyak metode dan sistem yang bisa digunakan untuk melakukan tracking aset, sistem Barcode dan RFID masih menjadi sistem yang paling banyak digunakan. Jika membandingkan antara asset tracking barcode dan RFID, mana yang lebih baik?
Jawabannya tentu saja menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang Anda hadapi. Setiap sistem pasti memiliki kelebihan atau kekurangannya masing-masing. Begitu pula saat membandingkan sistem asset tracking.
Secara umum, sistem kerja RFID lebih cepat dibandingkan dengan sistem barcode. Dalam sistem RFID, pengecekan dapat dilakukan secara sekaligus. RFID reader mampu membaca hingga ratusan barang yang ada dalam satu area dalam waktu yang bersamaan.
Sedangkan sistem barcode membutuhkan proses pengecekan yang lebih panjang. Karena saat proses pengecekan, operator perlu mengarahkan barcode scanner ke setiap barcode label pada barang satu per satu.
Meskipun lebih cepat, biaya yang perlu disiapkan untuk menggunakan RFID cenderung lebih mahal dibandingkan dengan penggunaan barcode. Begitu pula dalam implementasinya. Karena itu, banyak perusahaan yang lebih memilih sistem barcode dibandingkan dengan RFID.
Memang sistem barcode lebih lambat dibandingkan dengan RFID. Akan tetapi, biaya yang bisa dihemat masih cukup sepadan bagi banyak perusahaan. Apalagi jika jumlah barang yang perlu ditelusuri masih belum terlalu banyak.
Mengapa Identitas Aset Tidak Menggunakan Nama?
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, sebelum proses penelusuran aset, setiap barang perlu diberikan identitas yang unik. Identitas ini biasanya berupa kombinasi angka dan huruf yang tidak benar-benar memiliki makna. Lalu, kenapa identitas aset tidak dibuat menggunakan nama saja?
Ada beberapa alasan yang mendasari hal ini, berikut ini adalah beberapa alasan umum yang sering ditemukan di lapangan:
1. Jumlah Karakter Lebih Sedikit
Sebenarnya, bukan tidak mungkin pemberian identitas aset menggunakan nama disertai deskripsi. Akan tetapi, hal tersebut akan membutuhkan banyak karakter huruf dan angka. Dengan menggunakan kode, identitas aset hanya membutuhkan lebih sedikit jumlah karakter. Sehingga, identitas aset juga akan lebih pendek.
2. Hasil Laporan Lebih Rapi
Jika bentuk pelaporan aset dibuat dalam bentuk spreadsheet, hasil laporan akan terlihat berantakan dan tidak rapi. Penggunaan kode sebagai identitas aset akan jauh lebih memudahkan. Dengan menggunakan kode, karakter yang digunakan akan lebih sedikit. Sehingga, hasil laporan akan terlihat lebih rapi dan urut.
3. Lebih Mudah Dikenali
Setiap kode identitas yang disematkan pada fixed asset nantinya akan dikonversi menjadi barcode. Penggunaan kode akan lebih memudahkan barcode scanner untuk mengenali dan membaca kode tersebut. Khususnya jika dibandingkan dengan penggunaan nama dan deskripsi yang panjang.
Perbedaan Asset Tracking dan Inventory Tracking
Sebenarnya, proses pelacakan menggunakan barcode tidak hanya bisa dilakukan untuk pelacakan fixed asset saja. Selain pelacakan fixed asset, sistem barcode juga bisa digunakan untuk melakukan pelacakan inventory atau inventory tracking.
Walaupun sama-sama menggunakan sistem barcode, sistem asset tracking dan pelacakan inventory tetap memiliki perbedaan. Di antaranya perbedaan jenis barang, kegunaan, jenis label, transaksi, dan pengguna. Berikut ini adalah beberapa perbedaan asset tracking dan inventory tracking:
1. Perbedaan Jenis Barang
Asset tracking digunakan untuk menelusuri harta tetap atau barang dengan umur ekonomis yang panjang. Seperti kendaraan, furnitur, mesin, komputer, dan lain sebagainya. Sedangkan pelacakan inventory digunakan untuk menelusuri bahan habis pakai. Seperti barang dagang dan bahan baku.
2. Perbedaan Fungsi dan Kegunaan
Penelusuran fixed asset dilakukan untuk kebutuhan laporan keuangan, laporan pajak, laporan harta, dan kebutuhan audit. Sedangkan pelacakan inventory digunakan untuk mendata stok barang dan mengetahui jumlah barang yang tersedia di gudang inventaris.
3. Perbedaan Jenis Label yang Digunakan
Label yang digunakan pada penelusuran aset menggunakan label atau stiker dengan material tahan lama. Sehingga, bisa bertahan selama beberapa tahun tanpa perlu diganti. Sedangkan inventory tracking menggunakan label atau stiker biasa yang tidak tahan lama.
4. Perbedaan Transaksi yang Dilakukan
Transaksi pada sistem penelusuran fixed asset mencakup penambahan aset, perpindahan aset, dan penyusutan aset. Sedangkan transaksi pada pelacakan inventory mencakup transaksi barang masuk, barang keluar, dan stok atau persediaan barang.
5. Perbedaan Pengguna
Sistem asset tracking umumnya digunakan oleh orang yang berada dalam posisi asset manager atau general affair. Sedangkan sistem pelacakan inventory digunakan oleh warehouse manager atau stock keeper.
Penggunaan Sistem Asset Tracking di Industri Kesehatan
Penggunaan sistem tracking aset di industri sebenarnya cukup variatif. Hampir semua industri yang memiliki fixed asset bisa menggunakan sistem ini. Salah satunya adalah industri kesehatan.
Dalam beberapa tahun ke belakang, ada banyak perusahaan kesehatan yang mulai memanfaatkan sistem tracking aset dalam kegiatannya. Tujuan dan aplikasinya juga cukup beragam. Di antaranya:
1. Mengetahui Riwayat Kesehatan Pasien
Anda mungkin sudah sering melihat pasien rumah sakit yang memiliki gelang di lengannya. Gelang ini biasanya telah dilengkapi dengan barcode atau RFID. Dengan teknologi tersebut, rumah sakit bisa mengetahui dengan pasti riwayat kesehatan pasien.
Hal ini akan sangat bermanfaat bagi pasien dan rumah sakit. Salah satunya, dokter bisa lebih mudah mengetahui apakah pasien memiliki riwayat alergi obat tertentu atau tidak. Selain itu, informasi operasi atau riwayat kesehatan lainnya juga bisa diketahui dengan lebih tepat.
2. Menjaga Kebersihan dan Kualitas Alat Kesehatan dengan asset tracking
Setiap rumah sakit pasti memiliki beragam alat kesehatan. Baik yang berukuran kecil seperti pisau bedah hingga yang berukuran besar seperti mesin. Alat kesehatan berukuran kecil cenderung mudah hilang. Sedangkan alat-alat besar membutuhkan pemeliharaan.
Dengan memanfaatkan sistem tracking aset, pihak rumah sakit bisa memantau kondisi dan status alat kesehatan yang dimiliki dengan mudah. Termasuk kapan alat tersebut perlu dibersihkan, disterilisasi, dan lain-lain. Sehingga, tindakan medis menjadi lebih aman dan tidak terjadi masalah.
Penggunaan Sistem Asset Tracking di Industri Perhotelan
Sama seperti industri kesehatan, industri perhotelan juga bisa meningkatkan kualitas bisnisnya dengan memanfaatkan teknologi tracking aset. Sehingga kegiatan operasional bisa berjalan dengan lebih efisien, Dan pelanggan bisa mendapatkan pengalaman yang lebih baik.
Berikut ini adalah beberapa fungsi asset tracking di industri perhotelan:
1. Melacak Inventaris Hotel dengan asset tracking
Sebuah hotel biasanya memiliki banyak inventaris. Seperti sprei, selimut, seragam staf, handuk, dan lain-lain. Barang-barang tersebut perlu diterima oleh pelanggan sesuai jadwal. Sayangnya, banyak barang-barang hotel yang rentan mengalami pencurian.
Penggunaan sistem RFID dapat membantu mengatasi dan mengetahui hal ini dengan lebih baik.
2. Menjaga Barang Berharga dengan asset tracking
Selain perlengkapan tidur dan pakaian, hotel juga memiliki banyak barang berharga. Seperti karpet kualitas tinggi, kulkas, atau perangkat elektronik. Untuk menjaga kualitas barang-barang tersebut, Anda perlu mengetahui kapan waktu pemeliharaan yang tepat.
Penggunaan Sistem Asset Tracking di Industri Transportasi
Transportasi adalah salah satu industri terbesar di dunia. Mulai dari jasa ekspedisi, kurir, transportasi umum, hingga moda transportasi massal. Di masa lalu, industri transportasi banyak mengalami masalah. Salah satunya adalah masalah informasi yang tidak akurat.
Pemanfaatan sistem tracking membantu industri transportasi memberikan informasi yang lebih real time. Selain itu, sistem ini juga membantu mengidentifikasi efisiensi karyawan seperti supir taksi dan kendaraan lainnya. Sistem ini juga membantu mengetahui jam kerja hingga waktu lembur karyawan.
Pada dasarnya, sistem penelusuran aset ini bisa digunakan oleh hampir semua industri. Baik industri besar maupun industri kecil. Penerapan sistem tracking aset ini juga membantu Anda mengetahui kondisi, lokasi, dan bahkan biaya yang dibutuhkan untuk perawatan aset.
Dengan menjalankan asset tracking di perusahaan, akan lebih mudah bagi Anda membuat keputusan terbaik untuk keberlangsungan perusahaan. Sehingga, produktivitas dan perkembangan usaha bisa terus ditingkatkan.
Anda mencari solusi asset tracking? hubungi kami untuk berkonsultasi kebutuhan anda dan perusahaan anda dengan kami secara gratis